Arsitektur Lingkungan
Arsitektur Ekologi
Kesimpulan :
Perbedaan arsitektur lingkungan, arsitektur ekologim dan arsitektur lingkungan adalah....
Definisi lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen
biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Dari uraian di atas,
dapat di katakan bahwa definisi arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun
membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning,
urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber
daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan
kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan
arsitektur hijau (green architectur) karena sama - sama berhubungan dengan
sumber daya alam.
Arsitektur Ekologi
Ekologi arsitektur
adalah keselarasan antara bangunan dengan alam sekitarnya, mulai dari
Atmosfer, biosfer, Lithosfer serta komunitas. Unsur-unsur ini berjalan harmonis
menghasilkan kenyaman, kemanan, keindahan serta ketertarikan. Eko arsitektur
telah lama diterapkan di Eropa, Amerika dan Asia tentunya, dimulai dengan
perencanaan resort, villa, lodge, dan taman yang bertujuan sebagai tempat
peristirahatan, rekreasi, camping ground,atau lainnya, sementara nilai – nilai
ekologi adalah kewajiban yang dibawa ke dalamnya. Namun, setelah semakain
banyak timbulnya bencana, nilai-nilai ekologi diterapkan kembali sebagai suatu
prioritas.
Eko berasal dari
kata ekologi yang artinya adalah lingkungan (lingkungan yang terpelihara mulai
dari Atmosfer, Biosfer, dan Lithosper), sedangkan Arsitektur adalah, suatu
bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang
direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya.
Arsitektur Ekologi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tidak hanya bentuk masa bangunan,
material, tata ruang ataupun nilai kearifan lokal yang ada, namun juga
kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut, bagaimana kita mengartikan
fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana kita mengelolanya, dan bagaimana
kita merawatnya.
Arsitektur Ekologi
berfungsi sebagai sarana edukasi serta analisis untuk mewujudkan fasilitas
fisik berwawasan lingkungan, dengan dilakukannya perencanaan secara Eko
Arsitektur, maka akan terwujudkan keselarasan antara fasilitas fisik dengan
Lingkungan.
Pola Perencanaan Arsitektur Ekologi selalu memanfaatkan alam sebagai berikut :
- Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
- Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
- Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
- Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
Cara membangun yang
menghemat energi dan bahan baku
1. Perhatian pada
iklim setempat Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim Pembangunan
yang menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain
pada perubahan suhu siang-malam
2. Subsitusi sumber
energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi untuk
alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha
memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan energi surya
3. Penggunaan bahan
bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energi Memilih bahan bahan
bangunan menurut penggunaan energi Menghemat sumber bahan mentah yang tidak
dapat diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui
Upaya memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-sisa
bangunan (limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan
4. Pembentukan
peredaran yang utuh di antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan,
energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin
Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah
dan sampah yang tercemar erhatian pada peredaran air bersih dan limbah air
5. Penggunaan
teknologi tepat guna yang manusiawi Memanfaatkan/ mengguanakan bahan bangunan
bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara
Produksi yang sesuai dengan pertukangan hipotesis Gaia
Yang paling
berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia
sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut
kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan
termasuk lingkungan dan kehidupan.
Tujuan Bangunan
yang berwawasan Lingkungan
Bangunan yang
berwawasan lingkugan adalah bangunan yang peka terhadap lingkungan tempatnya
didirikan. Tujuannya adalah memberikan pendidikan dan contoh bahwa bangunan itu
didirikan dengan pertimbangan yang berpihak kepada lingkungan. Berikut beberapa
tujuan prioritas dalam mendirikan bangunan yang berwawasan ekologi:
- Sebagai contoh atau panutan bagi masyarakat umum bahwa betapa pentingnya studi lingkungan sebelum mendirikan bangunan
- Memberikan arahan pada masyarakat tentang bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar
- Memberikan contoh bagaimana perletakan tapak bangunan tanpa menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap lingkungan
- Mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat dapat belajar, dan terciptanya peningkatan ekonomi lokal
- Memberikan contoh yang benar akan pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi, baik itu fisik bangunannya, pengelolaan limbahnya, pengelolaan sumber kebutuhan serta energi sehari-hari, pengelolaan vegetasinya, dan yang terpenting adalah perilaku manusianya
- memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber material lokal,dan mengajak masyrakat untuk dapat memahami cara merawat, menggunakan serta mamanfaatkan sumber material lokal
Pada
perkembangannya ekoarsitektur disebut juga dengan istilah greenarchitecture
(arsitektur hijau) mengingat subyek arsitektur dan konteks
lingkungannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari hasil arsitektur dan
lingkungannya. Dalam perspektif lebih luas, lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan global alami yang meliputi unsur bumi, udara, air, dan energi yang
perlu dilestarikan.
Arsitektur Biologis
Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu ilmu
penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga
mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan
hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan
kesehatan.Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli
bangunan, antara lain Prof. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir.
Heinz Frick. Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan hal yang baru, sebab
sejak ribuan tahun yang lalu nenek moyang kita telah menerapkan konsep dasar
dari arsitektur biologis ini, yaitu dengan membangun rumah adat (tradisional)
menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam sehingga tidak mencemari
lingkungan dan mempertimbangkan rancang bagun yang dapat tahan dengan segala
macam ancaman alam, seperti hewan buas dan bencana seperti banjir,
longsor,gempa, dan lain-lain. Rumah adat yang berbentuk rumah panggung adalah
contoh dari arsitektur biologis masyarakat Indonesia zaman dahulu. Pada
peristiwa gempa di Padang tahun lalu, rumah adat ini terbukti lebih kokoh
dibanding dengan rumah atau bangunan lain,karena bobotnya yang ringan, terbuat
dari bambu dan kayu.Di era modern seperti sekarang, menggunakan arsitektur
biologis bukan tidak mungkin, apalagi di saat kondisi bumi mengalami perubahan
drastis yang disebabkan pemanasan global. Namun, tentu kita tidak harus
membangun bangunan yang sama persis dengan rumah adat, karena kondisi
lingkungan saat ini tidak lagi memungkinkan kita untuk membuatnya. Yang mungkin
kita lakukan adalah dengan mencoba membuat rancang bangun rumah yang efisien
akan sumber daya (seperti listrik) tanpa mengurangi kenyaman bagi penghuni
rumah itu sendiri. Selain itu, pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah
lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang
efisien,memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara
efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan
daur ulang dalam membangun lingkungan akan turut meningkatkan kualitas
lingkungan hidup. Hal ini menjadi konsep arsitektur biologis saat ini menjadi
lebih kontemporer.
Arsitektur biologis akan mempergunakan teknologi alamiah untuk menetrasi keadaan kritis alam yang sudah mulai terancam, untuk meningkatkan kualitas kehidupan yaitu kerohanian, dan kualitas bangunan dengan bagian-bagian material. Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam, seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk.Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya punditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya dan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dengan cara membangunnya.Arsitektur tradisional merupakan contoh dari arsitektur biologis. Arsitektur ini mencerminkan suatu cara kehidupan harmonis, asli, ritmis dan dinamis, terjalin antara kehidupan manusia dan lingkungan sekitar secara keseluruhan. Arsitektur tradisional dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi berikutnya. Arsitektur ini cocok dengan iklim daerah setempat dan masing-masing suku bangsa di Indonesia rupanya telah memiliki arsitektur tradisional.
Arsitektur biologis akan mempergunakan teknologi alamiah untuk menetrasi keadaan kritis alam yang sudah mulai terancam, untuk meningkatkan kualitas kehidupan yaitu kerohanian, dan kualitas bangunan dengan bagian-bagian material. Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam, seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk.Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya punditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya dan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dengan cara membangunnya.Arsitektur tradisional merupakan contoh dari arsitektur biologis. Arsitektur ini mencerminkan suatu cara kehidupan harmonis, asli, ritmis dan dinamis, terjalin antara kehidupan manusia dan lingkungan sekitar secara keseluruhan. Arsitektur tradisional dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi berikutnya. Arsitektur ini cocok dengan iklim daerah setempat dan masing-masing suku bangsa di Indonesia rupanya telah memiliki arsitektur tradisional.
Arsitektur Biologis dan Penerapannya
Melalui konsep arsitektur biologis, para arsitek diajak memahami rumah
sebagai sebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas
lingkungan hidup manusia.Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan
arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam. Bahan bangunan alam
yang dapat dibudidayakan lagi,digunakan dalam arsitektur biologis, seperti
kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk.Bahan bangunan alamiah yang dapat
digunakan lagi menjadi bangun alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun
arsitektural adalah tanah liat, tanah lempung dan batu alam.Sedangkan bahan
bangunan alam yang diproses pabrik atau industri adalah batu artifisial yang
dibakar (batu merah), genting flam, genting pres dan batu-batuan pres
(batako).Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi
yang sesuaidengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk
bangunannya punditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara
membangunnya.Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya.
Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah,
tanah liat dan lempung),berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah),
serta konstruksi bangunan rangka(kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan
tentang bahan bangunan tersebut, akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang
berkaitan dengan sejarah arsitektur
Kesimpulan :
Perbedaan arsitektur lingkungan, arsitektur ekologim dan arsitektur lingkungan adalah....
Arsitektur ekologi merupakan kesatuan dari bangunan
yang berwawasan lingkungan dengan alam yang ada di sekitarnya, sedangkan arsitektur biologi merupakan ilmu yang
mempelajari antara manusia dan lingkungan di sekitarnya, dan arsitektur lingkungan merupakan ilmu
yang mempelajari tentang bangunan yang berkaitan dengan perancanaan tata kota,
landscape planning, interior, urban design, dan eksterior yang memperhatikan
kondisi fisik sumber daya alam
Comments
Post a Comment