Penataan Pemukiman di Tepian Sungai

Tema : Penataan Pemukiman di Tepian Sungai
Akibat pertumbuhan penduduk yang semakin tidak terkendali dan didominasi oleh penduduk miskin, tidak dapat dielakkan kota pun menjadi kawasan yang padat dan kumuh karena harus menerima kaum urban, sementara ketersediaan lahan bersifat stagnan, sehingga terjadi peningkatan intensitas ruang yang menyebabkan ketidakseimbangan struktur dan fungsi,  sekaligus ketidakteraturan ruang kota. Keluhan yang paling sering terdengar mengenai permukiman masyarakat miskin adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang harus dibereskan.
Permukiman dipahami sebagai wadah untuk melakukan kegiatan bermukim manusia. Lahan bantara sungai telah berperan sebagai eprmukiman atau tempat merumah bagi sejumlah manusia. Penataan permukiman meliputi pengaturan komponen-komponen permukiman yang ada pada bantara sungai sebagai lingkup bahasan permukiman. Berubahnya fungsi bantaran sungai dari yang semestinya sebagai area terbuka hijau menjadi area terbanguna mengakibatkan beberapa hal, yaitu:
1.        Menghilangnya kemampuan mengendalikan banjir. Adanya pepohonan dapat menghalangi kecepatan arus limpahan sungai yang terjadi sebelum mencapai area daratan, sehingga kekuatan destruktifnya berkurang.
2.        Meningkatnya kepadatan tanah yang mengakibatkan porositas tanah berkurang. Sesuai prinsip konservasi air, air permukaan seharusnya terkonversi menjadi air tanah. Sehingga menjaga keseimbangan siklus hidrologi, peredaran air, permukaan berkurang.

Kasus Penataan Pemukiman di Bantaran Sungai Code, Yogyakarta
Sungai Code menjadi salah satu wajah kota karena alirannya dari utara ke selatan seolah membelah kota Yogyakarta ini. Akan tetapi kebiasaan yang terjadi di tepian sungai mengubah visual sungai itu menjadi kumuh dan tidak sehat.
Kota Yogyakarta yang merupakan kota penuh budaya sudah mulai bergerak ke kota urban dengan pembangunan dan mobilisasi yang tinggi, hal ini dapat diindikasikan dari banyaknya pembangunan hotel, mall dan apartement. Pembangunan hunian atau gedung bertingkat tentu dapat menciptakan banyak ruang terbuka, akan tetapi berakibat juga pada masyarakat menengah yang tidak bisa memiliki tempat tinggal di apartement, juga masyarakat yang harus pindah karena penggusuran tanah untuk pembangunan gedung, ditambah lagi masyarakat perantau yang belum stabil di segi ekonomi yang akhirnya memutuskan membuat hunian di tepian sungai.
Keberadaan sungai Code yang vital dengan menjamurnya permukiman kumuh padat di sepanjang sungai menjadi alasan terpenting kawasan ini perlu ditata. Permukiman bantaran sungai code, terutama di daerah pusat kota Jogja, memiliki karakteristik yang tipikal atau mirip, sempadan sungai hilang untuk hunian, KDB (koefisien dasar bangunan) sangat tinggi dan ruang hijau minim, KLB (koefisien luas bangunan) jauh lebih rendah dari yang diizinkan pemerintah. Hal yang paling terlihat kemungkinan besar adalah lingkungan yang kumuh, minim area hijau, dan beberapa bangunan seakan tanpa batas dengan sungai sehingga rawan banjir.
Pembangunan hotel dan daerah bisnis lainnya terasa masih menghiraukan lingkungan itu sendiri, tidak diperhatikannya garis sempadan sungai (GSS) , orientasi bangunan yang seakan membelakangi sungai membuat sungai semakin terabaikan sehingga lambat laun lingkungan menjadi kumuh karena tidak tertatanya pemukiman, sirkulasi dan ekologi di bantaran sungai. Optimalisasi ruang sempadan sungai dapat tercapai hanya dengan cara merelokasi hunian-hunian yang berada di area sempadan sungai. Selain hunian tersebut tidak legal karena menutup area sempadan, juga beresiko terhadap bencana banjir luapan sungai. Relokasi hunian yang dimaksud adalah kearah hunian vertikal untuk mengatasi isu kepadatan yang sangat lekat dengan lingkungan bantaran sungai.

Sumber :
http://www.kompasiana.com/alifianorezkaadi/penataan-kawasan-bantaran-sungai-menjadi-lebih-ekologis-kasus-bantaran-sungai-code_5587b6bbe422bd69068b456c
http://www.urbanpoor.or.id/advokasi-hak-dasar/rencana-penataan-permukiman-pinggiran-sungai-di-jakarta
http://pwkub2011.blogspot.co.id/2014/06/konsep-pemukiman-kumuh-bantaran-sungai.html

https://www.academia.edu/11447538/penataan_kawasan_pinggir_sungai

Comments