Kritik Arsitektur - Istana Merdeka

Kritik Dekriptif
Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota. Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.


Istana Merdeka selesai diibangun pada 1879 masa Pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem van Landsberge dan sebagai tempat perayaan pernikahan Raja Willem II dengan Puteri Emma Von Waldeck Pyrmont. Sebelum dinamakan Istana Merdeka, gedung ini bernama Istana Gambir atau Koningsplein Paleis dipakai sebagai “Istana Wakil Tinggi Mahkamah Belanda”.

Desain arsitektur Istana Merdeka bila diperhatikan merupakan perpaduan antara bangunan Yunani lama dan gaya bangunan Romawi. Cirinya terlihat dari bentuk yang kotak persegi panjang dengan dinding depan yang dimundurkan untuk menghasilkan aula atau hall terbuka.

Gaya bangunan neo-Greeco Roman pada umumnya lugas, tidak banyak memakai ornamen dan dekorasi. Karena bangunan tersebut dibuat bukan untuk bangunan kerajaan melainkan untuk pelayanan umum dan pemerintah. Istana merdeka menggunakan gaya bangunan seperti itu karena pada awalnya pemiliknya bukan anggota kerajaan, meskipun kaya tetapi bukan bangsawan.

Presiden Sukarno memakai sebuah ruang di sisi timur Istana Merdeka sebagai kamar tidurnya. Ruang tidur itu berseberangan dengan ruang kerjanya dan dipisahkan oleh bangsal luas yang dikenal sebagai Ruang Resepsi. Isi barat depan Istana Merdeka dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan resmi.

Teras Terbuka
Di antara serambi depan dan ruang kerja Presiden semula merupakan teras terbuka dengan perabotan dari rotan. Teras ini menjadi ruang tunggu untuk para duta besar sebelum menyerahkan surat keprecayaan kepada Presiden. Sebagian lagi menjadi ruang tamu Presiden yang kemudian dikenal sebagai ruang Jepara karena ruangan ini pada masa Presiden Soeharto diisi dengan meja-kursi kayu dan ragam interior dari ukiran Jepara.
Ruang Jepara
Di antara serambi depan dan ruang kerja Presiden semula merupakan teras terbuka dengan perabotan dari rotan. Teras ini menjadi ruang tunggu untuk para duta besar sebelum menyerahkan surat keprecayaan kepada Presiden. Sebagian lagi menjadi ruang tamu Presiden yang kemudian dikenal sebagai ruang Jepara karena ruangan ini pada masa Presiden Soeharto diisi dengan meja-kursi kayu dan ragam interior dari ukiran Jepara.
Halaman Depan Istana
Pada bagian halaman depan istana, terdapat tiang bendera dengan tinggi 17 meter yang digunakan mengibarkan duplikat Bendera Merah Putih pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Bangunan Istana Merdeka terbagi dalam beberapa ruang, yaitu Serambi Depan, Ruang Kredensial, Ruang Jamuan, Ruang Resepsi, Ruang Bendera Pusaka dan Teks  Proklamasi, Ruang Kerja, Ruang Tidur, Ruang Keluarga atau Ruang Istirahat dan Dapur.


Ruangan ini biasa dipakai untuk acara pemberian bintang kepada organisasi atau individu yang memiliki jasa besar terhadap negara. Interior ruang upacara memiliki konsep yang mengusung kekhasan khas Indonesia, contohnya adalah gambar yang ditempel pada dinding ruangan yang dahulunya merupakan gambar pejabat Belanda kini berganti dengan foto tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.


Sumber :

https://kresnamahadhipa.wordpress.com/2015/05/08/share-3/

Comments